Saturday, January 12, 2013

INTERAKSI OBAT ANLGETIK-ANTIINFLAMASI

PENDAHULUAN

Analgetik-AntiInflamasi
Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anastetika umum).
Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu:
  1. Analgetik perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral 
  2. Analgetik narkotik, khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat seperti pada kanker
Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Rasa nyeri merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri (pengantara).
Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangsang dialihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar dimana rangsang terasa sebagi nyeri.
Cara pemberantasan rasa nyeri:
  1. Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau oleh anestetik lokal 
  2. Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya dengan anestetik lokal
  3. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgetik sentral (narkotik) atau dengan anestetik umum
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan “sinyal” nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.




Interaksi Obat Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah adanya efek dari satu obat yang diubah oleh kehadiran obat lain di situs kerjanya. Kadang-kadang obat langsung bersaing untuk reseptor tertentu (beta2 agonis misalnya, seperti salbutamol, dan beta blockers, seperti propranolol) tetapi lebih sering reaksi tidak  langsung dan melibatkan gangguan dengan mekanisme fisiologis. Interaksi ini tidak mudah  untuk diklasifikasikan secara jelas daripada jenis farmakokinetik.

Penggunaan obat campuran dapat nenyebabkan efek :
1. Adisi :  Beberapa obat yang diberikan bersama-sama memberikan efek yang merupakan penjumlahan dari efek masing-masing obat bila diberikan secara terpisah
2. Sinergis :  Beberapa obat mempunyai aksi dan bekerja pada tempat yang hampir sama, bila diberikan bersama-sama ,memberikan efek yang lebih besar dari efek masing-masing obat yang diberikan secara terpisah
3. Potensiasi : Beberapa obat yang diberikan bersama-sama dengan aksi-aksi yang tidak sama, memberikan efek yang lebih besar pada pasien, dari pada efek masing-masing secara terpisah.
4. Antagonis : Beberapa obat yang diberikan bersama-sama, salah satu obat mengurangi efek dari obat yang lain.

Jika dua obat yang memiliki efek farmakologis yang sama diberikan bersama-sama efek dapat aditif. Sebagai contoh, alkohol menekan SSP dan jika dikonsumsi dalam jumlah moderat dengan dosis terapi normal salah satu dari sejumlah besar obat (misalnya anxiolytics, hipnotik, dll), dapat menyebabkan kantuk yang berlebihan.
Efek aditif dapat terjadi dengan efek utama dari obat maupun dengan efek samping mereka, sehingga 'interaksi' aditif dapat terjadi dengan obat antiparkinson antimuscarinic (efek utama) atau butyrophenones (efek samping) yang dapat mengakibatkan keracunan antimuscarinic yang serius . Kadang-kadang efek aditif menghasilkan toksik (aditif ototoxicity misalnya, nefrotoksisitas, depresi sumsum tulang, perpanjangan QT interval). Digunakan istilah umum seperti 'aditif' , 'sumasi', 'sinergi' atau 'potensiasi' untuk menggambarkan apa yang terjadi jika dua atau lebih obat berperilaku seperti ini. Kata-kata ini memiliki definisi farmakologis yang khas tetapi mereka sering digunakan sebagai sinonim karena dalam prakteknya sering sangat sulit untuk mengetahui sejauh mana peningkatan aktivitas, apakah efek individual lebih besar atau lebih kecil.

PENGGOLONGAN OBAT



TABEL INTERAKSI OBAT
LIHAT SELENGKAPNYA "KLIK READ MORE" ^_^